Kenapa Anak Pemarah?
Tulisan ini ku salin dari salah satu tweet akun @nychotophile yang dia juga sepertinya me repost dari instagram @DeddysusantoPJ. Mungkin akan bermanfaat bagi kita semua yang nantinya kelak akan menjadi orang tua.
Anak Pemarah
Anak bisa pemarah karena mencontoh seseorang di keluarga yang juga pemarah. Pemarah bukan karakter tapi karena copying (peniruan) atau karena luka batin yang mendalam. Wujud dari insecurity (perasaan tidak aman karena banyak tersakiti) berkemungkinan membuat seseorang menjadi pemarah.
Adik salah, kakak ikut dimarahin atau sebaliknya. Sering melihat ibu menyalahkan ayah atau sebaliknya. Pola-pola ini yang membuat seseorang tumbuh menjadi pribadi yang suka menyalahkan orang lain. Kematangan diri sebelum menikah itu sangat penting, kasihan bila jiwa anak terbentuk semengalirnya aja tanpa ilmu.
Setelah anak dimarahi secara berlebihan di batin terdalamnya ada pertanyaan “Papa/mama sebenernya masih menginginkan aku nggak ya?” makanya setelah memarahi, sebelum tidur orang tua harus memohon maaf dan mengucapkan pernyataan sayang. Gengsi melakukan ini? Gengsimu kamu anggap lebih mahal dari kejiwaannya yang akan terluka dan juga sulit memohon maaf pada orang lain di masa dewasanya. Ketika anak tidak lagi merasa diinginkan, nggak heran semua nasehatmu dia tidak mau dengarkan lagi.
Kebanyakan orang tua yang mengaku bahwa dia bekerja demi anak. Namun dia ketika pulang dari kerja marah-marah ke anak, ketahuilah sesungguhnya ia telah berbohong. Suatu saat nanti kamu akan sadar bahwa semua uang yang telah sanggup kamu kumpulkan, tidak akan bisa membeli kebahagiaan masa kecil anakmu yang telah berlalu begitu saja tanpa kehadiranmu di batinnya. Suatu saat nanti tidak akan ditanya seberapa kaya kamu namun akan ditanya tentang tugasmu sebagai orang tua.
Anak yang tidak merasa aman pada orang tuanya sendiri sulit untuk merasa aman pada dunianya. Sulit untuk percaya bahwa akan ada orang yang baik padanya. Orang yang sering berburuksangka adalah hasil dari pola asuh yang membuat anaknya selalu merasa takut. Bisa yang tiba-tiba dimarahi, rumah itu suasananya medan perang harus siap siaga terus. Ini juga salah satu penyebab kecemasan, gagap, minder, psikosomatik, tidur sering mimpi buruk.
Mengapa anak suka berbohong? Karena kejujurannya nggak kamu hargai. Harusnya saat anak jujur sepahit apapun kenyataan yang dia sampaikan, tahan diri untuk tidak marah. Katakan pada anakmu “nak terima kasih ya.. kamu sudah mau jujur, ayah/ibu bangga banget.. kamu hebat sekali sudah berani berkata jujur” sambil dipeluk. Dia akan ketagihan jujur dan itu akan jadi sifat yang melekat. Perasaan tidak aman lah yang membuat seseorang berbohong.
Tau nggak kenapa anak tuh males diajak ngomong oleh orang tuanya? Bosen!! Setiap ada kesempatan selalu yang ditanya udah makan belum, PR udah dikerjakan belum, dan nasihat-nasihat klasik yang selalu diulang. Sesekali kamu perlu masuk ke dunianya. Minta dia ajarin kamu main game yang dia suka. Tingkatkan intensitas ngobrol tentang hal-hal yang disukai agar kamu bisa ambil hatinya kembali. Agar anak nggak mengesankan anda hanyalah detektif atau penasehat saja.
Buat orang tua yang masih suka memarahi anak secara berlebihan.
Bukan dia yang memilih untuk menjadi anakmu.
Tuhan yang memilihkan dia jadi anakmu.
Sampai Tuhan titipkan dia padamu dan nggak pada orang lain, karena Tuhan tahu kamu bisa bahagiakan dia.
Mari jaga kepercayaan dari Tuhan yah.
Bila ia cukup merasa disayangi, kelak mudah bagi dia untuk menyayangi keluarganya sendiri.
Buat kamu yang tidak bahagia di masa kecil. Balaslah dengan cara membuat anakmu sangat bahagia. Buktikan kepada semuanya bahwa orang tua yang baik itu masih ada di Dunia ini.
0 Response to "Kenapa Anak Pemarah?"
Post a Comment