Apakah Menangis Bermanfaat?
Friday, September 20, 2019
Edit
menangis, sumber : google
|
Menurutku tweet yang ditulis oleh dia cukup menarik, dengan gaya bahasanya yang mudah dicerna mungkin akan menambah pengetahuan kalian semua yang sedang membaca tulisan ini.
Berikut adalah utas oleh seorang Doktor yang ingin kubagi dengan kalian, yang mungkin sedang merasa sedih atau mungkin sekarang sedang menangis ? mari simak bersama-sama
Apakah habis menangis itu bermanfaat?
Habis menangis, kita merasa lega. Penelitian menunjukkan bahwa menangis adalah upaya tubuh dalam mengurangi rasa sakit. Dalam tekanan, kortisol (hormon stress) meningkat. Ketika menangis, kortisol menurun karena keluar lewat air mata.
Konon demikian.
Aksi menangis itu sendiri pun bermanfaat. Menangis membuat tubuh memproduksi painkiller alami, untuk menangkal rasa sakit yang dialami.
Menangis juga membuat lingkungan lebih lunak. Ketika melihat orang menangis, kita bisa batal marah atau ikutan sedih.
Nah, penelitian menunjukkan bahwa efek “ditenangkan lingkungan” ketika menangis, itu jauh lebih besar manfaatnya bagi kelegaan psikis.
Di sisi lain, menangis sendiri untuk melegakan diri (self soothing) menunjukkan hasil bervariasi. Ada yang lega, ada yang nggak.
Air mata emosional berbeda dengan air mata :
- - Basal (yang melumasi mata)
- - Refleks (kena debu, motong bawang)
- - Buaya (pura-pura)
Air mata emosional mengandung hormon stres, protein tertentu, dan mangan. Jadi, kamu bisa saja cek air mata pasanganmu untuk tahu, itu air mata palsu apa nggak.
Meski kamu bisa cek air mata untuk tahu keaslian unsur emosionalnya, namun hal ini sangat tidak disarankan. Bila kamu mau membawa sampel air mata pasangan kamu ke lab untuk di cek kandungan mangan, kortisol, dan proteinnya.
Terus kenapa orang senang bisa sampai nangis?
Ini terkair dengan pengeluaran painkiller yg sempat disebut di atas (leucine enkephalin). Komponen ini juga membantu lift up suasana emosional.
Sedih -> biasa
Biasa -> senang
Senang -> sangat senang
Senang jadi lebih dirasakan.
Teori lain mengatakan bahwa karena perasaan senang dan sedih itu subyektif, sebenernya otak manusia tidak sepenuhnya membedakan dua emosi tersebut.
Dalam kondisi ini, otak manusia Cuma mengenali “eh ada emosi kuat nih, yauda yuk lakukan yang bisa dilakukan: NANGIS!”
Ringkasnya, gapapa nangis. Ketika kamu nangis, nangislah senangisnya. Sometimes it helps!
Lebih bagus kalau ada orang yang ada buat membantu menenangkan. Dan tentunya, nangis di depan terapis adalah salah satu tempat yang nyaman dan aman.
Kurang lebih seperti itu isi tweet nya bagaimana menurut kalian?. Intinya menangis karena suatu hal itu ngga papa, kalo pengen nangis, nangis aja ngga usah ditahan, abis nangis mungkin akan jauh lebih lega dan rileks. Sekian.